AD HOC Dan FILE SHARING
Ad Hoc adalah sebuah istilah dari bahasa Latin yang populer dipakai dalam bidang keorganisasian atau penelitian. Istilah ini memiliki arti “dibentuk atau dimaksudkan untuk salah satu tujuan saja” atau sesuatu yang “diimprovisasi“.
Jaringan Ad Hoc dilihat dari sisi topologi jaringan merupakan kumpulan dari beberapa node jaringan wireless multihop yang dinamis. Setiap nodenya mempunyai interface wireless untuk berkomunikasi dengan node lainnya. Jaringan Ad Hoc mempunyai infrastruktur node jaringan yang tidak permanen. Jaringan ini terdiri atas beberapa node yang bersifat mobile dengan satu atau lebih interface pada setiap nodenya. Setiap node pada jaringan Ad Hoc harus mampu menjaga performance trafik paket data dalam jaringan akibat sifat mobilitas node dengan cara rekonfigurasi jaringan. Sebagai contoh, jika ada node yang bergeser yang mengakibatkan gangguan berupa putus jaringan, maka node yang mengalami gangguan tersebut dapat meminta pembentukan rute link baru untuk meneruskan pengiriman paket data. Beberapa contoh penerapan jaringan Ad Hoc antara lain pembangunan jaringan komunikasi di medan perang untuk beberapa lokasi, pusat-pusat komunikasi di daerah bencana alam, sarana koneksi internet pada stand-stand suatu event/pameran dimana tidak dimungkinkan untuk membangun jaringan kabel atau ketidaktersediaan jaringan kabel.
- Karakteristik Jaringan Ad Hoc
Node-node pada jaringan Ad Hoc tidak hanya berperan sebagai pengirim dan penerima data, namun dapat berperan sebagai penunjang node yang lainnya, misalnya mempunyai kemampuan layaknya router. Dengan demikian diperlukan adanya routing protokol dalam jaringan Ad Hoc untuk menunjang proses kirim terima antar node-nodenya. Berikut beberapa karakteristik jaringan Ad Hoc :
a. Multiple wireless link : setiap node yang mempunyai sifat mobility dapat memiliki beberapa interface yang terhubung ke beberapa node lainnya.
b. Dynamic topology : dikarenakan sifat node yang mobile, maka topologi jaringannya dapat berubah secara random/acak. Sebagai akibatnya routing protocol mempunyai masalah yang lebih kompleks dibandingkan dengan jaringan wired dengan node yang tetap.
c. Limited resources : seperti jaringan wireless lainnya, jaringan Ad Hoc dibatasi oleh masalah daya dan kapasitas memori.
- Routing Protokol pada Jaringan Ad Hoc
Routing adalah mekanisme penentuan link dari nodepengirim ke node penerima yang bekerja pada layer 3 OSI (Layer Network). Protokol routing diperlukan karena untuk mengirimkan paket data dari node pengirim ke node penerima akan melewati beberapa node penghubung (intermediate node), dimana protokol routing berfungsi untuk mencarikan route link yang terbaik dari link yang akan dilalui melalui mekanisme pembentukan tabel routing. Pemilihan route terbaik tersebut didasarkan atas beberapa pertimbangan seperti bandwith link dan jaraknya. Jaringan Ad Hoc memiliki dua model protokol routing. Pertama, protokol routing yang bersifat reaktif (reactive), dimana tabel routing dibentuk jika ada permintaan pembuatan route link baru atau perubahan link. Kedua, protokol routing yang bersifat proaktif (proactive), dimana tabel routing dibentuk dan diupdate setiap waktu (secara kontinu) jika terjadi perubahan link.
- Destination Sequenced Distance Vector (DSDV)
Prinsip kerja protokol routing ini mengacu kepada algoritma penentuan route Bellman-Ford berdasarkan nilai pembobotan setiap link. Setiap node menjaga tabel routingnya yang berisi arah tujuan, jumlah hop setiap tujuan dan sequence number. Proses update routing dilakukan secara periodik. Protokol routing ini bebas dari kejadian looping route. Tetapi salah satu kelemahan DSDV adalah tidak mendukung multipath routing (routing ke banyak tujuan). Berikut akan dijelaskan beberapa dari protokol routing diatas.
- Destination Sequenced Distance Vector (DSDV)
Prinsip kerja protokol routing ini mengacu kepada algoritma penentuan route Bellman-Ford berdasarkan nilai pembobotan setiap link. Setiap node menjaga tabel routingnya yang berisi arah tujuan, jumlah hop setiap tujuan dan sequence number. Proses update routing dilakukan secara periodik. Protokol routing ini bebas dari kejadian looping route. Tetapi salah satu kelemahan DSDV adalah tidak mendukung multipath routing (routing ke banyak tujuan)
- Source Tree Adaptive Routing (STAR)
Protokol routing ini tidak membutuhkan update routing secara periodik.
- Signal Stability Routing (SSR)
SSR memilih route berdasarkan kuat sinyal antar node dan terbagi atas dua protokol, Dynamic Routing Protocol (DRP) dan Static Routing Protocol (SRP). DRP bertanggung jawab untuk menjaga tabel stabilitas sinyal dan tabel routing. SRP memproses paket dengan melewatkan paket ke link dengan intensitas sinyal yang lebih besar.
- Dynamic Source Routing (DSR)
Protokol routing ini bekerja berdasarkan routing dari node sebelumnya. Node akan meng-update route berdasarkan route baru yang didapatnya. Proses routing terdiri atas dua bagian, route discovery dan route maintenance. Route discovery digunakan untuk meminta dan meneruskan informasi route. Route maintenance digunakan untuk informasi kejadian kesalahan route dan acknowledgements. Sama halnya dengan AODV, protokol ini akan membebani link. Semakin besar jaringan, control packets dan message packets akan semakin banyak, yang akan berakibat meminta alokasi bandwith.
- Temporary Ordered Routing Algorithm (TORA)
Protokol routing ini bersifat adaptif dan bebas dari kemungkinan looping sehingga sangat cocok untuk kondisi jaringan yang berubah-ubah. Node pengirim menyediakan beberapa route untuk ke node tujuan, sehingga jika satu route gagal dapat digunakan route lain. Dengan adanya banyak route dari node pengirim, maka pengiriman paket data dapat tidak terganggu saat pertama kali terjadinya perubahan jaringan. Terjadi 3 proses didalam protokol ini, yaitu route creation, route maintenance dan route erasure
.
- Ad Hoc on Demand Distance Vector Routing (AODV)
Protokol routing ini mengacu kepada protokol routing DSDV dengan penambahan fungsi broadcast untuk meminta route. Protokol ini mampu menangani perubahan topologi dan bebas dari looping route. Ketika suatu route dibutuhkan oleh suatu node, maka node tersebut akan mem-broadcast pesan ”route request” ke semua link. Respon dari pesan tersebut kemudian dikirim balik oleh node penerima atau intermediate node yang berisi route baru untuk ke node tujuan.
- Relative Distance Microdiversity Routing (RDMAR)
Protokol routing ini memperkirakan jarak, radio loop antar node menggunakan algoritma estimasi jarak Zone Routing Protocol (ZRP) Protokol routing ini berbasis zone atau clustering. Protokol routing ini menerapkan metode clustering seperti pada CSGR, tetapi setiap nodenya bersifat sebagai node pemimpin dan juga anggota dari cluster lainnya. Sementara pada CSGR setiap cluster hanya mempunyai satu node pemimpin.
File Sharing adalah kemampuan suatu jaringan untuk mengijinkan pemakaian file oleh beberapa pengguna pada saat yang bersamaan. Terkadang para pengguna internet awam suka menanyakan dimana sih mereka bisa download lagu mp3 atau film di internet. Mereka sering menanyakan situs web mana yang menyediakan file-file mp3 dan film yang dapat di download secara bebas/gratis.
Memang ada beberapa situs web yang menyediakan file-file mp3 dan film dimana kita bisa download secara bebas. Namun jumlahnya sedikit sekali. Selain itu biasanya tidak banyak pilihan lagu dan film di situs tersebut. Mengapa bisa demikian? karena lagu dan film biasanya adalah
copyrighted material, sehingga jika ada situs web yang menaruh
copyrighted material dan bisa didownload secara bebas, maka
provider hosting situs web yang bersangkutan bisa dituntut oleh pihak pemilik
copyright (pencipta dan produser lagu dan film).
Oleh sebab itu biasanya
provider hosting memberi ketentuan bahwa tidak boleh menyimpan
copyrighted material di web server mereka. Atau kalaupun diperbolehkan ada syarat dan ketentuan yang berlaku yang tidak mengijinkan download secara bebas. Karena itu para pengguna internet beralih ke jaringan File Sharing dengan model P2P (
peer to peer) dimana pengguna bisa mendownload dan mengupload file (lagu, film, software, dsb) ke sesama pengguna langsung dari PC mereka. Untuk bisa mengakses jaringan (
network) File Sharing ini biasanya pengguna harus menginstall program (
software)
P2P client. Program P2P client yang digunakan berbeda-beda tergantung dari jaringan File Sharing yang akan diakses.
Salah satu pelopor jaringan File Sharing adalah
Napster yang memungkinan pengguna untuk mendownload file lagu mp3. File-file yang dipertukarkan melalui jaringan ini biasanya adalah file-file
copyrighted material. Pada awalnya Napster membebaskan pengguna untuk saling berbagi file (download dan upload). Namun karena mendapat tuntutan dari para pemilik
copyrighted material tersebut dan terancam untuk ditutup, maka Napster saat ini mewajibkan pengguna untuk membayar layanan yang disediakan oleh Napster dan hasil dari pembayaran ini harus dibagi oleh Napster kepada para pemilik
copyrighted material.
Jaringan yang kemudian populer adalah
FastTrack yang digunakan oleh program
P2P client seperti
KaZaa,
BearShare, iMesh, Grokster, dsb. Pada tahun 2003 jaringan ini adalah jaringan File Sharing terpopuler dengan lebih dari 2 juta pengguna. Seperti Napster, jaringan ini kemudian mendapat perlawanan dari pemilik
copyrighted material, RIAA (
Recording Industry Association of America), dan MPAA (
Motion Picture Association of America). Jaringan ini juga terganggu dengan banyaknya
spam (
content file yang didownload tidak sama dengan judul file) dan
content file yang disisipi oleh iklan dan virus. Selain itu KaZaa, program client yang terpopuler, juga disinyalir mengandung
malware. Walaupun ada pihak-pihak yang kemudian membuat
KaZaa Lite (versi KaZaa yang bebas malware).
Setelah FastTrack perlahan-lahan ditinggalkan oleh para penggunanya, kemudian mereka beralih kepada jaringan
eDonkey dan
Gnutella. Program P2P
client terkenal untuk jaringan eDonkey adalah
eMule.
Saat ini jaringan File Sharing P2P terpopuler adalah
BitTorrent yang memungkinkan pengguna untuk saling berbagi file dalam ukuran besar. Teknologi yang digunakan oleh BitTorrent memungkinkan pengguna untuk mendownload per bagian dari file bahkan dari pengguna yang tidak memiliki bagian file yang utuh. Hal ini menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk download menjadi lebih singkat. Program BitTorrent
client yang terpopuler adalah
BitTorrent, µTorrent, BitComet,
BitTornado,
ABC,
Azureus, dsb. Pengguna dapat mencari lagu mp3 dan film di situs-situs yang menyediakan file .torrent seperti di
TorrentReactor,
isoHunt,
TorrentScan, dsb. Pengguna mendownload file .torrent dari situs-situs tersebut kemudian membuka file .torrent itu di program BitTorrent
client.